Oleh Althaf
WASHINGTON (Arrahmah.com) - Standar ganda Washington terhadap Mesir dan perkembangannya telah menjadi satu lagi bukti bahwa AS telah mendukung kediktatoran Hosni Mubarak selama bertahun-tahun.
"Pesan Amerika konsisten. Kami ingin melihat pemilu yang bebas dan adil dan kami berharap bahwa akan menjadi salah satu hasil dari apa yang sedang terjadi sekarang," kata Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton.
"Kami ingin melihat transisi yang tertib sehingga tidak ada yang mengisi kekosongan. Yang terjadi seharusnya adalah bagaimana berpikir untuk mewujudkan pemerintahan demokratis yang partisipatif," tambahnya.
"Apa yang kami katakan adalah bahwa setiap upaya pemerintah haruslah untuk merespon kebutuhan rakyat mereka, untuk mengambil langkah-langkah yang akan menghasilkan transisi yang tertib dan damai menuju rezim demokrasi demi kepentingan semua orang, termasuk pemerintah saat ini," lanjut Clinton.
Ungkapan ini datang saat Washington terlihat benar-benar menyatakan dukungannya bagi diktator Mesir dalam beberapa kesempatan.
"Mubarak telah menjadi sekutu kami dalam sejumlah hal. Dan dia sangat bertanggung jawab terhadap kepentingan geopolitik di wilayah ini, juga upaya perdamaian Timur Tengah. Tindakan Mesir telah telah menormalisasi hubungan dengan Israel. Saya tidak akan melihatnya (Mubarak) sebagai diktator," kata Wakil Presiden AS, Joe Biden. pada hari Kamis lalu.
Analis politik percaya seruan AS terhadap otoritas Mesir dalam rangka mewujudkan tuntutan reformasi adalah sandiwara, karena Gedung Putih jelas keberatan untuk menentang Mubarak. (althaf/arrahmah.com)
"Pesan Amerika konsisten. Kami ingin melihat pemilu yang bebas dan adil dan kami berharap bahwa akan menjadi salah satu hasil dari apa yang sedang terjadi sekarang," kata Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton.
"Kami ingin melihat transisi yang tertib sehingga tidak ada yang mengisi kekosongan. Yang terjadi seharusnya adalah bagaimana berpikir untuk mewujudkan pemerintahan demokratis yang partisipatif," tambahnya.
"Apa yang kami katakan adalah bahwa setiap upaya pemerintah haruslah untuk merespon kebutuhan rakyat mereka, untuk mengambil langkah-langkah yang akan menghasilkan transisi yang tertib dan damai menuju rezim demokrasi demi kepentingan semua orang, termasuk pemerintah saat ini," lanjut Clinton.
Ungkapan ini datang saat Washington terlihat benar-benar menyatakan dukungannya bagi diktator Mesir dalam beberapa kesempatan.
"Mubarak telah menjadi sekutu kami dalam sejumlah hal. Dan dia sangat bertanggung jawab terhadap kepentingan geopolitik di wilayah ini, juga upaya perdamaian Timur Tengah. Tindakan Mesir telah telah menormalisasi hubungan dengan Israel. Saya tidak akan melihatnya (Mubarak) sebagai diktator," kata Wakil Presiden AS, Joe Biden. pada hari Kamis lalu.
Analis politik percaya seruan AS terhadap otoritas Mesir dalam rangka mewujudkan tuntutan reformasi adalah sandiwara, karena Gedung Putih jelas keberatan untuk menentang Mubarak. (althaf/arrahmah.com)