Monday, August 20, 2012

Masjid Ini Dibangun dari Kayu Sagu Tanpa Dipaku

Masjid Wapauwe, Maluku (Foto: wikipedia)
Masjid Wapauwe, Maluku (Foto: wikipedia)
SEBUAH bangunan pasti dibuat dari beton atau semen. Sementara, bangunan tradisional biasanya dibangun dengan melekatkan kayu satu sama lain dengan paku. Namun, masjid satu ini tidak menggunakan paku sedikitpun.
Pada abad ke-13, penduduk lokal Kampung Wawane, Provinsi Maluku, merupakan penganut animisme. Lalu seabad kemudian, kepercayaan tersebut mulai berubah seiring kedatangan pedagang Jawa ke provinsi ini. 
Pedagang-pedagang Jawa ini tidak hanya berdagang, namun juga menyebarkan ajaran Islam. Mereka mencoba mengenalkan Islam kepada masyarakat lokal di Maluku, dan kepercayaan animisme sedikit demi sedikit mulai memudar di Kampung ini.
Perkembangan Islam di Maluku selanjutnya ditandai dengan dibangunnya Masjid Wapaue pada 1414. Masjid ini terletak di kampung Wawane, dan menurut sejarah setempat masjid ini dibangun dua saudagar kaya bernama Perdana Jamillu dan Alahulu.
Masjid ini dinamakan Wapaue karena terletak di bawah pohon mangga. Dalam bahasa setempat, “wapa” berarti “bawah” dan “uwe” berarti ”mangga”. Keseluruhan bangunan masjid terbuat dari kayu sagu yang dilekatkan satu sama lain tanpa menggunakan paku. Demikian seperti dikutip dariDuniamasjid, Selasa (14/8/2012).
Pada 1614, masjid ini disarankan untuk dipindahkan lokasinya ke Kampung Tehalla, 6 kilometer dari sebelah timur Kampung Wawane. Relokasi ini dipimpin Imam Rajali, seorang kyai bersama para pengikutnya yang disebut Kelompok Dua Belas Tukang.
Namun, 50 tahun kemudian atau pada 1664, masjid ini secara ajaib telah berpindah ke Kaitetu, dan tidak ada seorangpun yang memindahkannya. Para penduduk setempat percaya hal ini merupakan suatu mukjizat atau keajaiban.
Hingga kini, Masjid Wapaue masih terawat dengan baik. Tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah umat Muslim, masjid ini juga berfungsi sebagai galeri museum yang berisi koleksi-koleksi antik peninggalan kebudayaan Muslim Maluku kunom antara lain bedug berumur seabad, Al-Quran antik yang ditulis tangan, sebuah kaligrafi tulisan Arab yang ditaruh di sebuah lempengan metal, dan sebuah timbangan kayu yang digunakan untuk menimbang zakat.
Mesjid Wapauwe dekat dengan Benteng Amsterdam di Desa Kaitetu, Kabupaten Hila, Provinsi Maluku. Untuk mengunjungi masjid ini dibutuhkan waktu sekira satu jam perjalanan menggunakan bis umum dari Ibu Kota Maluku, Kota Ambon.
Sumber :http://www.okezone.com/