Monday, December 19, 2011

Hubungan Seksual Bukan Kewajiban

KONSULTASI SEKS

Bersama Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS 

Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kini dia menjabat sebagai Kepala Bagian Andrologi dan Seksologi, Ketua Pusat Studi Anti-Aging Medicine, dan Ketua Program Magister dengan kekhususan Anti-Aging Medicine dan kekhususan Ilmu Kedokteran Reproduksi. Prof Wimpie juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia (Persandi), dan Wakil Ketua Perhimpunan Kedokteran Anti Penuaan Indonesia (Perkapi).


Shutterstock
Ilustrasi


TANYA :
Siang Dok.. Saya wanita pekerja dan tidak memiliki pembantu, sehingga dari A sampai Z saya yang mengurusnya sendiri. Setelah saya melahirkan normal, saya merasakan gairah seks saya menurun, sehingga kalau suami mau, saya seakan ogah-ogahan melayaninya.

Kadang saya melayani suami dengan terpaksa untuk menjalani kewajiban sebagai seorang istri. Dengan kondisi seperti ini, saya merasa takut kalau nanti suami berpaling. Apakah saya masih normal, kadang saya tidak menikmati saat berduaan dengan suami. Mohon penjelasannya Dok. Terima kasih atas jawabannya.
(Desi Eka Putri, 26, Batam)

JAWAB :

Saya pikir salah satu prinsip dalam kehidupan seksual ialah jangan lakukan hubungan seksual sebagai sebuah kewajiban. Hubungan seksual hendaknya dilakukan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan dinikmati bersama.
Artinya, kalau Anda hanya melakukan dengan terpaksa, segeralah introspeksi apa yang telah terjadi. Langkah paling tepat ialah berkonsultasi lebih jauh kepada tenaga ahli.
Masalahnya, apa benar itu disebabkan karena Anda terlalu lelah melakukan pekerjaan di rumah.
Saya pikir pekerjaan rumahtangga mungkin dapat dianggap sebagai olahraga juga. Saya sarankan jangan biarkan masalah ini berlangsung lebih lama. Segera berkonsultasi untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi, agar kemudian mendapat penanganan yang tepat.