Wednesday, March 13, 2013

 

Indonesia Waspadai Virus Corona

Penyakit terbaru berupa infeksi saluran pernafasan pada manusia.


Jum'at, 15 Februari 2013, 16:27 Ita Lismawati F. Malau, Tudji Martudji (Surabaya)
Virus corona terdeteksi di London, Inggris
Virus corona terdeteksi di London, Inggris (Fred Murphy/Wikipedia)
VIVAnews - Pemerintah Indonesia tingkatkan kewaspadaan terhadap menyebarnya virus corona. Hal itu menyusul adanya laporan seorang warga Timur Tengah yang dipastikan terjangkit virus tersebut di sebuah rumah sakit di London, Inggris.

Laporan soal itu diterima Direktorat Jenderal Pengedalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditana, Jumat 15 Februari 2013. 
"Meski virus tersebut baru terdeteksi di kawasan Jazirah Arab, namun pemerintah Indonesia juga perlu waspada," kata Tjandra Yoga di Surabaya.

Tjandra menyebut, langkah kewaspadaan yang dilakukan dengan menyiagakan 49 rumah sakit di seluruh pelabuhan di Indonesia itu bertujuan mendeteksi arus penumpang yang dimungkinkan terindikasi virus corona.

Terkait itu, lanjut Tjandra, semua laboartorium di lingkungan Kementerian Kesehatan disiagakan untuk mendiagnosa kemungkinan adanya gejala penyebarannya.

Disebutkan, virus corona selama ini hanya ada di Jazirah Arab. Di luar daratan itu memang belum ada laporan, termasuk di Indonesia.

Terkait itu, pihaknya juga bersyukur di musim haji kemarin, tidak ada jamaah asal Indonesia yang terindikasi terkontaminasi virus mematikan itu.

Sementara di catatan WHO, virus corona adalah penyakit terbaru berupa infeksi saluran pernafasan pada manusia yang disebabkan oleh virus berasal dari famili virus SARS, Coronavirus.

Kasus pertama virus itu menimpa warga Arab Saudi (60), ia meninggal dunia dengan radang paru, dan warga negara Qatar (49) yang memiliki riwayat perjalanan ke Arab Saudi.

Virus Corona tidak mudah menular antar-manusia, hanya menyebabkan infeksi saluran nafas dalam bentuk ringan seperti batuk atau flu, meski ada juga yang menimbulkan kematian. Terkait itu, WHO akan terus memonitor perkembangannya, namun tidak merekomendasi pelarangan kunjungan ke Arab Saudi atau Qatar. (adi)