RIYADH 31 Mei 11: Mantan penjaga penjara paling kejam milik AS di Guantanamo yang masuk Islam, Terry Brooks, dijumpai wartawan tempatan di si ini ketika sedang melakukan ibadah Umrah di tanah suci. Menurut Harian berbahasa Arab, Okaz, melaporkan pada Minggu 29 Mei 11.Brooks ditemui oleh wartawan sedang sholat di salah satu masjid di kota Madinah sebelum ia beranjak ke Mekah untuk melakukan ibadah Umrah pertamanya, yang menurut Brooks telah ia mimpikan sejak lama.
Wartawan Okaz mengatakan pihaknya menunggu hingga Brooks menyelesaikan sholatnya dan menceritakan kisahnya ketika masuk Islam. Brooks mengatakan ia dikirim ke Guantanamo jauh sebelum 2003 dan kemudian mulai bercampor dengan beberapa tahanan di sana.
Beliau di'Islam'kan oleh tahanan nomor 590 bernama Ahmed Al Rashdi asal Maroko. Beberapa saat setelah memeluk Islam, Brooks pun dikeluarkan dari militer. Katanya..
“Saya masih ingat saat itu sekitar 00.49 pada Desember 2003, saya memeluk Islam. Malam itu, saya mengambil keputusan penting setelah banyak berinteraksi dengan Al Rashdi.
“Ini adalah saat yang berkesan dalam hidup saya. Banyak tahanan duduk di sekitar saya ketika saya bertobat dan memutuskan untuk memanggil saya Mustafa, sebagai teman baru mereka. Kemudian saya menambahkan nama Abdullah di belakang nama pemberian mereka, sehingga sekarang nama saya adalah Mustafa Abdullah.”
Brooks mengatakan, awalnya dia senang ketika tentara AS memutuskan untuk mengirim dia ke Guantanamo seperti yang pengembaran bagi dirinya kerana belum pernah melihat penjara sebelumnya.
“Ketika saya tiba di sana, hal ini merupakan kejutan besar bagi saya … bahkan sebelum saya memasuki bangunan penjara, saya benar-benar dapat melihat bahawa penjara itu sangat mengerikan dan hanya cocok ditinggali reptil kaktus dan beracun, bukan manusia. Saya kemudian bertanya pada diri sendiri apakah orang-orang yang ada di dalam penjara itu benar-benar berbahaya.”
Brooks mengatakan ia mulai tertarik dengan Islam setelah pembicaraan Al Rashdi dan tahanan lain tentang Islam, Palestin, Afghanistan dan Timur Tengah.
“Aku biasa duduk di luar sel mereka di malam hari, mendengarkan mereka. Saya tidak pernah percaya pada Tuhan sebelum saya pergi ke Guantanamo. Tapi sekarang saya memeluk Islam., Saya dapat rasakan manisnya keimanan. Islam adalah agama murni dan benar.”
Brooks mengatakan ia pertama kali menyembunyikan keputusannya untuk masuk Islam dari penjaga AS lainnya di Guantanamo. Ketika kawan-kawannya sesama penjaga penjara mengetahui keputusan Brooks, ia mulai memperoleh perlakuan yang kejam dan banyak yang menuduhnya mengkhianati Amerika. Sekitar dua tahun sebelum akhir kontrak, ia dipecat dari tentara.
“Saat ini saya menulis buku tentang pengalaman saya memeluk Islam. Saya baru saja keluar dari pekerjaan saya di Amerika Serikat agar dapat mencurahkan waktu saya untuk membantu tahanan di Guantanamo. Apa yang terjadi di penjara, benar-benar tidak manusiawi dan melanggar prinsip hak asasi manusia,” katanya. (althaf/arrahmah.com/IH)
Wartawan Okaz mengatakan pihaknya menunggu hingga Brooks menyelesaikan sholatnya dan menceritakan kisahnya ketika masuk Islam. Brooks mengatakan ia dikirim ke Guantanamo jauh sebelum 2003 dan kemudian mulai bercampor dengan beberapa tahanan di sana.
Beliau di'Islam'kan oleh tahanan nomor 590 bernama Ahmed Al Rashdi asal Maroko. Beberapa saat setelah memeluk Islam, Brooks pun dikeluarkan dari militer. Katanya..
“Saya masih ingat saat itu sekitar 00.49 pada Desember 2003, saya memeluk Islam. Malam itu, saya mengambil keputusan penting setelah banyak berinteraksi dengan Al Rashdi.
“Ini adalah saat yang berkesan dalam hidup saya. Banyak tahanan duduk di sekitar saya ketika saya bertobat dan memutuskan untuk memanggil saya Mustafa, sebagai teman baru mereka. Kemudian saya menambahkan nama Abdullah di belakang nama pemberian mereka, sehingga sekarang nama saya adalah Mustafa Abdullah.”
Brooks mengatakan, awalnya dia senang ketika tentara AS memutuskan untuk mengirim dia ke Guantanamo seperti yang pengembaran bagi dirinya kerana belum pernah melihat penjara sebelumnya.
“Ketika saya tiba di sana, hal ini merupakan kejutan besar bagi saya … bahkan sebelum saya memasuki bangunan penjara, saya benar-benar dapat melihat bahawa penjara itu sangat mengerikan dan hanya cocok ditinggali reptil kaktus dan beracun, bukan manusia. Saya kemudian bertanya pada diri sendiri apakah orang-orang yang ada di dalam penjara itu benar-benar berbahaya.”
Brooks mengatakan ia mulai tertarik dengan Islam setelah pembicaraan Al Rashdi dan tahanan lain tentang Islam, Palestin, Afghanistan dan Timur Tengah.
“Aku biasa duduk di luar sel mereka di malam hari, mendengarkan mereka. Saya tidak pernah percaya pada Tuhan sebelum saya pergi ke Guantanamo. Tapi sekarang saya memeluk Islam., Saya dapat rasakan manisnya keimanan. Islam adalah agama murni dan benar.”
Brooks mengatakan ia pertama kali menyembunyikan keputusannya untuk masuk Islam dari penjaga AS lainnya di Guantanamo. Ketika kawan-kawannya sesama penjaga penjara mengetahui keputusan Brooks, ia mulai memperoleh perlakuan yang kejam dan banyak yang menuduhnya mengkhianati Amerika. Sekitar dua tahun sebelum akhir kontrak, ia dipecat dari tentara.
“Saat ini saya menulis buku tentang pengalaman saya memeluk Islam. Saya baru saja keluar dari pekerjaan saya di Amerika Serikat agar dapat mencurahkan waktu saya untuk membantu tahanan di Guantanamo. Apa yang terjadi di penjara, benar-benar tidak manusiawi dan melanggar prinsip hak asasi manusia,” katanya. (althaf/arrahmah.com/IH)