Saturday, March 12, 2011

Nasib Rakyat Miskin Dengan Kenaikan BBM?



Lihatlah kehidupan rakyat kecil yang miskin secara absolut hari ini. Bagaimana mereka dapat mempertahankan hidup mereka? Mereka tidak banyak mempunyai pilihan menghadapi situasi yang ada. Jumlah mereka mengikuti deret ukur. Bukan berkurang. Grafik mereka terus naik. Orang-orang miskin di Indonesia menjadi lebih miskin lagi.
Orang miskin tidak memiliki akses ekonomi . Mereka tidak dapat meminjam uang di bank. Karena mereka tidak memiliki agunan. Mereka tidak dapat meminjam modal kepada siapapun, tanpa ada yang menjamin mereka. Mereka tidak memiliki ketrampilan usaha.
Mereka juga tidak memiliki pengetahuan ekonomi. Sehingga kemiskinan yang mereka hadapi menjadi absolut. Pemerintah tidak memiliki kemampuan mengubah nasib mereka. Tetap dibiarkan mereka menjadi marginal.
Orang-orang yang bekerja di sektor informal semakin banyak. Orang-orang yang miskin bekerja di sektor informal, karena tidak membutuhkan modal dan keterampilan. Mereka menambatkan kehidupan mereka di sektor ini. Inilah yang menjadi solusi jangka pendek. Mengatasi kesulitan hidup mereka.
Di Jakarta yang mengambil pekerjaan di sektor informal ini menjadi sebuah keniscayaan. Mereka hanya sekadar ingin mempertahankan hidup. Tidak memiliki keinginan apapun yang melebihi dari kemampuan mereka.
Tukang lontong sayur, tukang nasi uduk, tukang ojek, tukang cuci, tukang servis mesin, pembantu, pemulung, kuli gaiian, pedagang asongan, pengamen, pedagang kaki lima, tukang gali kuburan, buruh musiman, dan masih banyak lagi, yang jumlahnya tidak terhitung yang bekerja di sektor informal. Di tengah krisis ini beraneka ragam pekerjaan bermunculan. Mereka rata-rata mempunyai keluarga dan anak, yang harus mereka hidupi setiap hari.
Pernahkah kita membayangkan bagaimana kehidupan tukang lontong sayur, yang mangkal di sebuah gang jalan di sebuah komplek? Pernahkan kita membayangkan kehidupan tukang sayur yang menjual dagangannya dengan menggunakan gerobak keliling kampung? Pernahkah kita membayangkan kehidupan tukang dagang nasi goreng, yang berkeliling kampung hingga dini hari? Mereka semuanya mempunyai keluarga, isteri dan anak yang harus mereka hidupi.
Berapa penghasilan mereka setiap hari? Berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari? Inilah yang tidak dapat dilogikan. Tukang ojek sekarang ini rata-rata hanya dapat mengantongi uang Rp 30 ribu rupiah, sehari. Karena yang bekerja di sektor informal ini semakin banyak. Ojek sudah menjadi solusi dan pekerjaan baru. Mereka mempunyai isteri dan anak. Kadang-kadang anak mereka lebih dari dua orang. Bagaimana mereka mengelola ekonomi dan kehidupan mereka? Belum lagi biaya pendidikan anaknya?
Sangat berbeda dengan kehidupan para pejabat. Coba kita komperasikan atau kita bandingkan. Berapa gaji (tak home pay) anggota DPR setiap bulan?
Sebentar lagi rakyat miskin akan menghadapi prahara dan neraka hidup. Harga-harga yang sudah mahal itu, pasti akan lebih mahal lagi. Harga-harga kebutuhan pokok akan membumbung. Tak terkendali.
Pemerintah akan menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), dan itu sudah menjadi pilihan. Tidak banyak pilihan (opsi) yang akan diambil oleh pemerintahan SBY, kecuali hanya menaikkan harga BBM. Pemerintahan hanya mampu membebani rakyat miskin, dan menambah beban mereka bertambah miskin.
Situasi politik dan prahara di dunia Arab dan AFrika Utara belakangan ini ikut mempengaruhi situasi global, dan harga minyak naik menjadi diatas $ 100 dolar/perbarel. Bahkan, ada yang memprediksi harga minyak di pasaran internasional bisa mencapai $ 200 dolar/perbarel. Jika krisis di dunia Arab dan Afrika Utara terus berlanjut. Ini merupakan skenario kiamat bagi rakyat miskin.
Kenaikan harga minyak yang ada dipasaran internasional mengakibatkan defisit anggaran atau APBN, mencapai Rp 17 triliun. Defisit APBN ini mempunyai dampak terhadap kemampuan anggaran untuk pembangunan. Solusinya hanyalah menaikkan BBM dalam negeri.
Sekali keputusan pemeritah mengambil kebijakan dengan menaikkan harga BBM, maka dampaknya akan semakin memperburuk orang-orang miskin yang sekarang pun hidup mereka sudah sangat susah. Inilah resiko pemerintah yang menggunakan sistem ekonomi liberal, dan berorientasi pada pasar. Tidak memiliki hati nurani. Karena cenderung hanya menguntungkan bagi para pemilik modal, tidak mempedulikan rakyat miskin.
Sementara itu, di Indonesia jumlah orang kaya semakin bertambah, dan income perkapita naik (pendapatan), yang menurut data statistik di BPS (Badan Pusat Statistik) sekarang income perkata orang Indonesia sudah mencapai $ 1500 dolar/pertahun. Anehnya jumlah orang-orang miskin bukan semakin berkurang, tetapi terus naik, dan ini menunjukkan pertambahan income perkapita itu, yang naik hanyalah orang-orang kaya di Indonesia.
Situasi krisis di dunia Arab dan Afrikan Utara dipicu oleh kemiskinan yang absolut rakyatnya, bertumpuknya kekayaan di kalangan elit penguasa dan partai, serta adanya penindasan yang luar biasa yang dilakukan penguasa. Kemudian meledak menjadi sebuah gerakan dan membuat prahara politik yang menumbangkan para penguasa itu.
Memang logikan para penguasa itu tidak pernah sedikitpun memikirkan nasib rakyatnya, dan cenderung membiarkan nasib rakyatnya.
Mereka masih juga tega berbuat dzalim dengan melakukan kekerasan terhadap rakyat dengan berbagai tuduhan dan stigma yang memberikan dasar untuk melakukan penindasan. Termasuk menggungkan isu teroris.
Ini hanya sebuah modus yang sekarang dijalankan rezim kroni Barat yang sudah sekarat. Wallahu’alam. (eramuslim)
P/S: Apa yang berlaku nampaknya bukan lagi terbatas kepada Negara tertentu. Masalahnya tetap sama, terutama sekali bagi negara-negara Islam, bahkan pemerintah juga kononnya Islam. Tidak ada lagi pemerintah yang benar-benar berfikir tentang kehidupan rakyat marhaen. Kekayaan negara Cuma terbatas di lingkungan kroni dan kerabat yang dekat dengan “pintu pemerintah dan kuasa”.